Museum Holocaust di Minahasa, Gambaran Kisah Pilu Orang Yahudi

Holocaust- Perang merupakan hal yang sangat dihindari oleh kebanyakan orang di dunia karena bukan hanya meninggalkan luka secara fisik tetapi juga trauma yang mendalam bagi para korban. Sebut saja Holocaust yang memberikan dampak luar biasa bagi orang Yahudi. Holocaust seperti dikutip dari situs wikipedia berasal dari bahasa Yunani, holokauston yang berarti binatang kurban yang dibakar kepada Tuhan dengan cara dibakar. Akan tetapi istilah Holocaust ini terkenal mendunia di Perang Dunia II. Istilah holocaust sendiri merupakan genosida atau pembantaian terhadap suku tertentu yaitu dalam hal ini orang orang penganut Yahudi yang berada di Eropa. Jumlah orang yang terbunuh pun sangat besar yaitu berkisar enam juta penganut Yahudi. Begitu banyak kamp kamp konsentrasi yang dibangun khusus untuk penganut yahudi. Mereka pun dibunuh dengan cara yang sangat kejam seperti dibakar, dbiarkan kelaparan ataupun ditembak secara acak.

Museum Holocaust di Minahasa
foto : bagian dalam museum holocaust Minahasa


Latar Belakang Holocaust

Holocaust muncul dikarenakan oleh prasangka buruk dari partai Nazi Jerman yang naik ke tampuk kekuasaaan sekitar tahun 1933. Holocaust sendiri merupakan penganiayaan yang terorganisir dan pembantaian secara sistematis pada orang orang Yahudi. Kebencian yang muncul pada orang orang Yahudi terjadi dikarenakan adanya dugaan atau prasangka buruk atau lebih dikenal dengan istilah antisemitisme. Antisemitisme ini adalah  kecurigaan atau tuduhan kepada orang orang Yahudi sebagai tersangka atas semua yang terjadi di dalam pergolakan sosial , kemunduran ekonomi ataupun hal hal buruk yang lainnya. 

Diskriminasi dan pemerkosaan hak bagi kaum Yahudi mulai muncul ketika rezim Nazi Jerman muncul. Rezim Nazi Jerman berkuasa pada tahun 1933 dan mulai menciptakan aturan-aturan yang membatasi pergerakan orang orang Yahudi Jerman. Tuduhan secara tidak langsung pun kepada orang orang Yahudi kian memburuk atas kekalahan Jerman di perang Dunia 1 pada tahun 1914 sampai 1918, krisis ekonomi dan politik yang tercipta,  serta ketakutan akan komunis telah memberikan ruang bagi partai Nazi untuk  mengambil momentum ini menyalahkan kaum Yahudi Jerman. 


Ketika Adolf Hitler naik berkuasa bersama dengan partai Nazi, kaum Yahudi pun tersingkir secara besar besaran. Hal ini disebabkan partai Nazi gencar mempromosikan antisemitisme yang radikal. Paham akan kaum Yahudi sebagai tersangka utama atas penyakit sosial dan politik menjadi makin subur seiring dengan berkembangnya kekuasaan partai Nazi di Jerman. Paham antisemitisme ini mendorong masyarakat yang lainnya untuk beranggapan bahwa ras Yahudi merupakan ras yang paling rendah dan ras Jerman adalah ras murni atau dianggap sebagai ras Arya yaitu ras yang paling unggul diantara semua ras. Selama tahun 1930-an masyarakat Yahudi tersingkir secara sosial, politik dan ekonomi serta ditekan dalam kehidupan mereka secara menyeluruh.


Pembantaian pun secara massal bagi kaum Yahudi atau genosida (pembunuhan terhadap ras atau suku tertentu) terjadi pada rentang tahun 1941 dan 1945. Tidak tanggung-tanggung jumlah korban akibat genosida ini mencapai 6 juta jiwa dari anak-anak hingga orang dewasa. Tidak hanya di Eropa saja, namun kebencian terhadap kaum Yahudi oleh pihak Jerman melebar sampai keluar Eropa. Ekspansi wilayah serta agresifitas kebijakan luar negeri dari pihak Jerman memberikan dampak atas pendudukan Jerman di Austria, Ceko serta penyerangan terhadap Polandia. Ketegangan pun semakin memuncak diantara negara negara yang menyebabkan pecahnya Perang Dunia II pada tahun 1939 sampai 1945. 


Nazi dan para sekutunya bergantung jawab terhadap hilangnya nyawa jutaan kaum Yahudi di waktu itu. Kejahatan kemanusiaan seperti genosida ini telah dilakukan oleh Nazi dengan mendirikan kamp-kamp konsentrasi yang bertujuan untuk memenjarakan, menyiksa dan membunuh semua orang orang Yahudi. Terdapat beberapa kamp konsentrasi yang didirikan seperti Dachau namun yang paling besar dan terkenal adalah yang terletak di Polandia yaitu Kamp konsentrasi Auschwitz.



Kamp Konsentrasi Auschwitz

Kamp yang terletak di Polandia ini merupakan saksi sejarah akan kejahatan kemanusiaan yang dilakukan oleh pihak Nazi. Di dalam kamp konsentrasi ini terdapat oven-oven besar yang menjadi tempat krematorium bagi orang orang Yahudi yang dibunuh lewat kamar gas beracun. Anak anak maupun orang dewasa ditempatkan di dalam kamar gas dan dialiri dengan gas beracun Zyklon B. Kemudian oven-oven besar yang ada di kamp digunakan untuk membakar mayat mereka sampai menjadi abu dan abu tersebut dibuang di danau yang ada di sekitar situ.


Adapun para tahanan yang menjadi pekerja paksa, ditembak secara brutal ataupun dibiarkan begitu saja tanpa diberi makanan sehingga para tahanan pun ada yang kelaparan sampai meninggal. Pada tanggal 27 Januari 1945, pasukan Rusia membebaskan kamp konsentrasi ini dan menemukan ribuan orang Yahudi yang kurus kering dan sakit. Mereka telah ditinggalkan oleh pasukan Nazi setelah dipukul mundur oleh pasukan sekutu. Tanggal 27 Januari pun menjadi hari peringatan terhadap korban Holocaust sedunia yang diperingati setiap tahun.




Museum Holocaust Minahasa, Gambaran Kisah Pilu Orang Yahudi


Pentingnya Pemahaman akan Keanekaragaman SARA (Suku, Agama dan Ras) dan Menghargai Perbedaaan 


Holocaust adalah salah satu bukti dari hilangnya kepedulian manusia terhadap sesama. Tentunya sebagai manusia yang berakal dan berbudi luhur, kita diharuskan dan wajib untuk menghargai segala macam perbedaan yang muncul seperti suku, agama dan ras. Negara Indonesia sendiri terdiri dari ribuan suku yang tersebar di sekitar 17 ribu pulau di seluruh Indonesia dengan bermacam kepercayaan yaitu Kristen Protestan, Islam, Kristen Katolik, Konghucu, Budha, Hindu dan Penghayat Kepercayaan . 

Sebagai negara yang terdiri dari berbagai macam suku dan kepercayaan tentunya kita harus saling menghargai sesama warga negara Indonesia. Simbol Pancasila yaitu “Bhinneka Tunggal Ika” yang berarti “berbeda-beda tetapi satu” telah menjadi prinsip hidup bagi seluruh masyarakat Indonesia untuk diamalkan bagi sesama manusia.