Burung Manguni sebagai wakil "Suara Tuhan"

Burung yang menjadi lambang dari suku Minahasa adalah burung Manguni dan merupakan salah satu jenis burung hantu. Burung ini merupakan hewan nocturnal yaitu hewan yang aktif berburu di malam hari. Pada kebudayaan Minahasa burung ini merupakan hewan suci dan telah menjadi sebagai burung pertanda. Masyarakat Minahasa pun telah menjadikan burung ini sebagai bagian dari kehidupan mereka masing masing. Contohnya jika burung ini bersuara di depan rumah maka biasanya keluarga didalam rumah pun akan menyuruh keluarga didalam rumah untuk tinggal didalam rumah karena hal tersebut dianggap sebagai pertanda buruk.


Burung Manguni Wakil Tuhan



 Burung Manguni bagi Orang Minahasa

Manguni ini sendiri pun memiliki nama latin yaitu Otus Manadensis atau Celepuk Sulawesi. Ukuran tubuhnya pun tidak seperti burung hantu lainnya yang besar seperti Barn owls atau Tyto Alba tetapi manguni memiliki ukuran tubuh yang kecil. Hewan ini tergolong sebagai karnivora yaitu hewan pemakan daging dan yang menjadi makanannya yaitu belalang, tikus dan lainnya sehingga jenis burung hantu lainnya pun sering dipakai oleh para petani untuk memusnahkan tikus sawah karena Burung hantu merupakan predator alami mereka..Burung manguni ini sendiri pun lekat dengan kebudayaan Minahasa. Lambang burung ini bisa dilihat di logo kabupaten Minahasa, Kotamadya Tomhon, ataupun GMIM (Gereja Masehi Injili di Minahasa). 


Peranan Burung Manguni

Berbagai kepercayaan pun melekat dengan burung Manguni ini atau sering dkenal dengan nama lokal Wara Im Bengi (burung yang aktif di malam hari) atau burung loyot. Di jaman dahulu suara burung manguni pun dianggap sebagai pertanda untuk hal hal tertentu. Misalnya untuk perang, mereka akan meminta petunjuk dari Manguni, jika ingin meminta petunjuk untuk menanam masyarakat Minahasa pun akan meminta petunjuk dengan bantuan dari Tonaas ataupun Walian dalam menafsirkan bunyi dari suara burung tersebut. Oleh karena itu Manguni pun mengambil peran penting dalam setiap keputusan orang Minahasa dalam melakukan sesuatu pada situasi situasi tertentu sehingga suara dari Manguni itupun sendiri dianggap sebagai suara dari Yang Maha Kuasa. Di jaman yang serba modern in pun, Manguni masih tetap menjadi lambang kebanggaan dari suku Minahasa itu sendiri. Sayangnya masih juga terdapat beberapa pihak yang tidak bertanggung jawab memperjual belikan hewan eksotis ini yang memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan Suku Minahasa itu sendiri.